Kamis, 05 April 2012

Cerita Lucu

 "Gembala dan Kambing"


Suatu hari pemuda berpapasan dengan seorang gembala kambing. Terjadilah percakapan seperti ini.

Pemuda: Pak, boleh nanya nih?

Gembala: Boleh

Pemuda: Kambing-kambing Bapak sehat sekali. Bapak kasih makan apa?

Gembala: Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?

Pemuda: Mmm…yang hitam dulu deh…

Gembala: Oh, kalau yang hitam, ia makannya rumput gajah

Pemuda: Oh kalau yang putih?

Gembala: Yang putih juga…

Pemuda: Hmmmm….kambing-kambing ini kuat jalan berapa kilo Pak?

Gembala: Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?

Pemuda: Mmmm yang hitam dulu deh…

Gembala: Oh, kalau yang hitam, 4km sehari

Pemuda: Kalau yang putih?

Gembala: Yang putih juga…

Medengar jawaban itu, si pemuda mulai gondok.

Pemuda: Kambing ini menghasilkan banyak bulu nggak Pak per tahunnya?

Gembala: Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?

Pemuda (dengan kesalnya) yang hitam dulu deh..

Gembala: Oh yang hitam banyak…10 kg/tahun.

Pemuda: Kalau yang putih?

Gembala: Yang putih juga

Pemuda: BAPAK KENAPA SIH SELALU NGEBEDAIN KEDUA KAMBING INI, KALO JAWABANNYA SAMA?!

Gembala: Oh begini Dik. Soalnya yang hitam itu punya saya…

Pemuda: Oh, begitu Pak. Maaf, kalo saya emosi…kalo yang putih?

Gembala: Yang putih juga...  :)





Logat betawi


Agus dan aktor adalah dua sahabat dari satu desa di Yogyakarta. Sudah dua tahun dia merantau dan akhirnya berhasil menjadi seorang aktor. ketika pulang, sang ayah yang sudah tak sabar menyambut kedatangannya bertanya, “Bagaimana kamu di Jakarta nak?”
Agus menjawab, “Senang Beh!”
“Kamu kerja apa di Jakarta?” tanya ayah
“Banyak beh….yaah, jadi guru agama, pembina iman.Yaahh pokoknya banyak deh Beh!” begitu jawab Agus dengan logat betawi.
“Kalo begitu, nanti malam sebelum makan kamu pimpin doa ya!” pinta sang ayah
Pada saat makan malam, Agus pun berdoa, begini doanya:

” Babe gue yang ade di surge, surge lu punye, bumi lu punye.Punye gue semua dari lu.Gue gak punye ape-ape.Tapi nggak apalah, amin ye!”


Salah Masuk


Seorang fotografer majalah ditugaskan untuk memotret kebakaran hutan. Asap yang menyulitkan membuat dia harus menyewa sebuah pesawat. “Pesawat sudah siap pak! menunggu di bandara” kata editor. Kemudian segera saja dia pergi ke bandara terdekat dan segera naik pesawat lengkap dengan perlengkapannya. “Ayo segera berangkat!” tak lama kemudian mereka sudah mengudara. “Terbangkan ke sebelah selatan kebakaran!” kata fotografer, ” dan terbangkan lebih rendah lagi!”
“Mengapa?” tanya pilot. ” Karena saya akan memotret! Saya fotografer fotografer itu memotret!” jawab fotografer dengan geram dan tidak sabar. Setelah beberapa waktu pilot berkata “Maksud anda, Anda bukan instruktur pesawat?”


NT : Yang Tersenyum Diberkati...

0 komentar:

Posting Komentar

Kritik Dan Saran Dari Temans Sangat Saya Harapkan
Untuk Membangun Blog Saya ini...
Thanks!