The Slide My Photo

Acara Wisuda D3 AMIK INTeL Com GLOBAL INDO bersama dengan Dosen dan Fungsionaris, pada tanggal 06 Oktober 2012, bertempat di Hotel Bumi Asahan (Kisaran)

My Parents

Motivasi disaat Qu putus asa...

Me

Kalau malas eah, tak jdi Apa-Apa,... Berbuat it lbih baik dri pd brdiam diri...

Workshop Elearning

Memperkenalkan pembelajaran jarak jauh (Elearning) yang dapat belajar kapanpun, dan dimana aja, kesekolah-sekolah SMA dan sederajat sebagai pembelajaran masa depan..

Workshop Elearning

Memperkenalkan pembelajaran jarak jauh (Elearning) yang dapat belajar kapanpun, dan dimana aja, kesekolah-sekolah SMA dan sederajat sebagai pembelajaran masa depan..

Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL MOTIVASI KESUKSESAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL MOTIVASI KESUKSESAN. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 April 2013

si MANUSIA PIPA....



Pablo & Bruno

Italia, tahun 1801.
Pablo dan Bruno adalah dua orang saudara sepupu yang tinggal di sebuah desa di lembah yang indah.
Keduanya adalah pemuda yang bersemangat tinggi untuk maju dan meraih cita-cita.
Mereka pun berkhayal, suatu saat akan menjadi orang terkaya di desanya.
Suatu hari, kesempatan pun tiba. Kepala desa mencari 2 orang pemuda untuk membawa air dari mata air yang terletak di pegunungan ke tempat penampungan air di tengah desa itu.
Pablo dan Bruno pun mengajukan diri, dan akhirnya mendapat kesempatan itu.
Kemudian keduanya mulai mengangkut air dengan ember. Sepanjang hari mereka bolak balik mengisi bak penampungan. Mereka digaji berdasarkan jumlah ember yang masing-masing mereka bawa.
"Wow, kita akan menjadi orang kaya!", teriak Bruno dengan riang.
Namun Pablo tidak merasa seperti itu. Ia tidak yakin akan kaya dengan cara seperti itu.
Begitu tiba di rumah, ia merasakan punggungnya pegal-pegal. Telapak tangannya nyeri karena lecet.
Pablo berpikir bagaimana caranya supaya bisa mengisi bak penampungan tanpa harus bolak-balik, punggung pegal dan tangan nyeri.
Ia tak mau melakukan pekerjaan seperti itu sepanjang hidupnya.
Ia mengajukan rencana kepada Bruno. "Bagaimana kalau kita membangun saluran pipa?"
"Saluran pipa? Ide apa itu? Kita sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus dan menghasilkan uang yang banyak, Pablo", jawab Bruno.
"Dengan upah satu sen setiap ember, kita bisa mendapatkan satu dollar per hari. Ini berarti, setiap minggu kita bisa membeli sepatu baru".
"Setiap bulan kita bisa membeli seekor sapi, dan setahun kemudian kita bisa membangun rumah".
Ide Pablo ditolak mentah-mentah.
Tapi Pablo tidak putus asa. Ia yakin dengan idenya itu. Ia tidak mau seumur hidup mejadi pembawa ember.
Akhirnya ia memutuskan untuk bekerja paruh waktu saja. Selepas membawa ember, di sisa waktunya ia gunakan untuk membangun pipa.
Ternyata, sangat sulit untuk membangun pipa-pipa itu. Tanah keras dan berbatu menyulitkannya dalam menggali. Punggung dan tangannya malah bertambah nyeri dibuatnya.
Namun ia tabah. Ia yakin dengan visinya.
Bahwa suatu saat, mungkin dalam 2 tahun ke depan saluran pipanya akan terwujud dan berfungsi seperti yang diharapkan.
Bruno dan orang-orang sedesa pun mulai mengolok-olok Pablo. Mereka mengejek "Pablo si manusia saluran pipa".
Bruno sekarang punya penghasilan dua kali lipat dibandingkan Pablo. Ia selalu memamerkan barang baru yang dibelinya.
Ia telah membeli baju, keledai dan rumah mewah. Ia pun gemar nongkrong di rumah makan sambil minum-minum. Orang-orang di desa pun memanggilnya Mr. Bruno.
Kini pemandangan menjadi kontras. Sementara Bruno asyik menikmati jerih payahnya, Pablo masih sibuk siang malam membangun saluran pipanya.
Di bulan-bulan awal, pekerjaan itu masih belum menunjukkan hasil meski pun segenap daya dan upaya telah dikerahkannya.
Pablo meyakini bahwa tindakan-tindakan kecil yang dilakukannya hari ini akan menghasilkan sesuatu yang besar. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
Akhirnya, setelah lebih dari setahun saluran pipa itu pun mendekati rampung. Hanya dalam hitungan waktu, pipa-pipa itu akan bisa disaluri air.
Sementara Bruno pun masih terus sibuk mengangkati ember. Makin hari ia makin sibuk. Bahunya mulai kelihatan membungkuk. Ia sering menyeringai kesakitan.
Ia mulai kecewa dengan "takdirnya" yang harus mengangkut ember sepanjang hidupnya.
Bruno makin jarang terlihat santai dan menikmati hidup.
Akhirnya, saat yang dinantikan pun tiba.
Terjadilah kegemparan di seantero desa.
Saluran pipa itu telah selesai. Seluruh penduduk berkumpul di sekitar bak penampungan untuk menyaksikan air mengalir dari saluran pipa.

Sejak saat itu Pablo tidak perlu lagi membawa ember. Airnya terus mengalir, saat dia bekerja atau pun tidak.
Airnya terus mengalir saat ia tidur nyenyak atau berlibur.
Semakin banyak air mengalir, semakin banyak pula uang yang diterimanya.
Pablo mendapat gelar baru sebagai "manusia ajaib". Para politisi memujinya setinggi langit. Ia pun dicalonkan menjadi walikota.
Namun bagi Pablo semua itu hanyalah pencapaian awal. Ia punya cita-cita yang lebih besar lagi.
Pablo ingin membangun saluran pipa di seluruh dunia!

("THE PARABLE OF THE PIPELINE", Burke Hedges)

Jumat, 27 Juli 2012

Kata-kata Mutiara Para Penemu



Meskipun pada judul tertulis kata-kata mutiara dari para penemu, namun untuk kesempatan kali ini saya hanya menampilkan kata-kata mutiara dari 2 penemu favorit saya dulu.(.hhehe :p)
Berikut adalah beberapa kata-kata dari Edison dan Einstein yang menurut saya sangat memotivasi.


Thomas Alva Edison :

"Genius is one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration." (Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat)

"Jangan kecewa apabila hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan, Percaya bahwa semuanya adalah kesuksesan, bukan kegagalan."


"Mengapa saya punya banyak kesuksesan? kerena saya tahu banyak usaha yang gagal."


"If we did all the things we are capable of doing, we would literally astonish ourselves." (Jika kita melakukan semua yang dapat kita lakukan, kita benar akan membuat heran diri sendiri)

"Everything comes to him who hustles while he waits." (Segala sesuatu datang kepada orang yang berusaha keras ketika dia sedang menunggu)

"Manusia selalu menempuh jalan apapun untuk menghindari tugas berfikir."

"Saya memulai dari titik di mana orang lain tinggalkan."


Albert Einstein :

"Intuisi lebih penting daripada penjelasan. Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan."

"God doesn't play dice." (Tuhan tidak bermain dadu)

"Gravitation cannot be held responsible for people falling in love." (Hukum gravitasi tidak berlaku terhadap orang yang sedang jatuh cinta)

"Terpuruk dalam masalah merupakan peluang hebat untuk kita."

"Tugas sains antara lain adalah untuk menemukan keindahan alam."

"Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value." (Cobalah tidak untuk menjadi seseorang yang sukses, tetapi menjadi seseorang yang bernilai)

"A person starts to live when he can live outside himself." (Seseorang memulai untuk hidup ketika ia dapat hidup diluar dirinya)

"If the facts don't fit the theory, change the facts." (Jika fakta tidak sesuai dengan teori, rubahlah faktanya)

"Jika saya (Einstein) dapat mengajukan pertanyaan pada Tuhan, saya akan bertanya,"Kenapa dunia ini diciptakan?" Karena, dengan demikian saya akan mengetahui makna hidup saya sendiri."

"We can not solve problems by using the same kind of thinking we used when we created them." (Masalah penting yang kita hadapi kini tidak dapat kita pecahkan pada tingkat berpikir yang sama seperti ketika kita menciptakan masalah tersebut
 
 
 
 
Sumber : http://afromesia.blogspot.com

Kamis, 26 April 2012

Kisah Sukses Joanne Kathleen Rowling (Penulis Harry Potter)




KISAH SUKSES JOANNE KATHLEEN ROWLING
HARRY POTTER


Kisah Sukses Joanne Kathleen Rowling (Harry Potter) Sejak kecil, Rowling memang sudah memiliki kegemaran menulis. Bahkan di usia 6 tahun, ia sudah mengarang sebuah cerita berjudul Rabbit. Ia juga memiliki kegemaran tanpa malu menunjukan karyanya kepada teman dan orangtuanya. Kebiasaan ini terus dipelihara hingga ia dewasa. Daya imajinasi yang tinggi itu pula yang kemudian melambungkan namanya di dunia.

Akan tetapi, dalam kehidupan nyata, Rowling seperti tak henti-henti diserang masalah. Keadaan yang miskin, yang bahkan membuat ia masuk dalam kategori pihak yang berhak memperoleh santunan orang miskin dari pemerintah Inggris, itu masih ia alami ketika Rowling menulis seri Harry Potter yang pertama. Ditambah dengan perceraian yang ia alami, kondisi yang serba sulit itu justru semakin memacu dirinya untuk segera menulis dan menuntaskan kisah penyihir cilik bernama Harry Potter yang idenya ia dapat saat sedang berada dalam sebuah kereta api. Tahun 1995, dengan susah payah karena tak memiliki uang untuk memfotocopy naskahnya, Rowling terpaksa menyalin naskahnya itu dengan mengetik ulang menggunakan sebuah mesin ketik manual.

Naskah yang akhirnya selesai dengan perjuangan susah payah itu tidak lantas langsung diterima dan meledak di pasaran. berbagai penolakan dari pihak penerbit harus ia alami terlebih dahulu. Diantaranya adalah karena semula ia mengirim naskah dengan memakai nama aslinya Joanne Rowling. Pandangan meremehkan penulis wanita yang masih kuat membelenggu para penerbit dan kalangan perbukuan menyebabkan ia menyiasati dengan menyamarkan namanya menjadi JK Rowling. Memakai dua huruf konsonan dengan harapan ia akan sama sukses dengan penulis cerita anak favoritnya CS Lewis.

Akhirnya keberhasilan pun tiba. Harry Potter luar biasa meledak dipasaran. Semua itu tentu saja adalah hasil dari sikap pantang menyerah dan kerja keras yang luar biasa. Tak ada kesuksesan yang dibayar dengan harga murah.


Sumber : http://www.ukafahrurosid.com

Success Story Mark Zuckerberg (Facebook)




KISAH SUKSES MARK ZUCKERBERG
MILIARDER TERMUDA PENGGAGAS FACEBOOK.COM


Kisah Sukses Mark Zuckerberg (Facebook) Sahabat pernah mendengar situs jaringan pertemanan Friendster & Facebook??

Konon, melalui situs tersebut, banyak orang-orang yang lama tak bersatu, bisa kembali bersatu, reunian, dan bahkan berjodoh. Karena itulah, situs pertemanan itu beberapa waktu lalu sempat sangat popular. Karena itu, tak heran jika setelah era suksesnya Friendster, berbagai situs jaringan pertemanan bermunculan. Salah satunya adalah Facebook.

Facebook ini sebenarnya dibuat sebagai situs jaringan pertemanan terbatas pada kalangan kampus pembuatnya, yakni Mark Zuckerberg. Mahasiswa Harvard University tersebut-kala itu-mencoba membuat satu program yang bisa menghubungkan teman-teman satu kampusnya. Karena itulah, nama situs yang digagas oleh Mark adalah Facebook. Nama ini ia ambil dari buku Facebook, yaitu buku yang biasanya berisi daftar anggota komunitas dalam satu kampus. Pada sejumlah college dan sekolah preparatory di Amerika Serikat, buku ini diberikan kepada mahasiswa atau staf fakultas yang baru agar bisa lebih mengenal orang lain di kampus bersangkutan.

Pada sekitar tahun 2004, Mark yang memang hobi mengotak-atik program pembuatan website berhasil menulis kode orisinal Facebook dari kamar asramanya. Untuk membuat situs ini, ia hanya butuh waktu sekitar dua mingguan. Pria kelahiran Mei 1984 itu lantas mengumumkan situsnya dan menarik rekan-rekannya untuk bergabung. Hanya dalam jangka waktu relatif singkat-sekitar dua minggu, Facebook telah mampu menjaring dua per tiga lebih mahasiswa Harvard sebagai anggota tetap.

Mendapati Facebook mampu menjadi magnet yang kuat untuk menarik banyak orang bergabung, ia memutuskan mengikuti jejak seniornya, Bill Gates memilih drop out untuk menyeriusi situsnya itu. Bersama tiga rekannya Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes Mark kemudian membuka keanggotaan Facebook untuk umum.

Mark ternyata tak sekadar nekad. Ia punya banyak alasan untuk lebih memilih menyeriusi Facebook. Mark dan rekannya berhasil membuat Facebook jadi situs jaringan pertemanan yang segera melambung namanya, mengikuti tren Friendster yang juga berkembang kala itu. Namun, agar punya nilai lebih, Mark pun mengolah Facebook dengan berbagai fitur tambahan. Dan, sepertinya kelebihan fitur inilah yang membuat Facebook makin digemari. Bayangkan, Ada 9.373 aplikasi yang terbagi dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk menyemarakkan halaman Facebook, mulai chat, game, pesan instan, sampai urusan politik dan berbagai hal lainnya. Hebatnya lagi, sifat keanggotaan situs ini sangat terbuka. Jadi, data yang dibuat tiap orang lebih jelas dibandingkan situs pertemanan lainnya. Hal ini yang membuat orang makin nyaman dengan Facebook untuk mencari teman, baik yang sudah dikenal ataupun mencari kenalan baru di berbagai belahan dunia.

Sejak kemunculan Facebook tahun 2004 silam, anggota terus berkembang pesat. Prosentase kenaikannya melebihi seniornya, Friendster. Situs itu tercatat sudah dikunjungi 60 juta orang dan bahkan Mark Zuckerberg berani menargetkan pada tahun 2008 ini, angka tersebut akan mencapai 200 juta anggota.

Dengan berbagai keunggulan dan jumlah peminat yang luar biasa, Facebook menjadi ‘barang dagangan' yang sangat laku. Tak heran, raksasa software Microsoft pun tertarik meminangnya. Dan, konon, untuk memiliki saham hanya 1,6 persen saja, Microsoft harus mengeluarkan dana tak kurang dari US$ 240 juta. Ini berarti nilai kapitalisasi saham Facebook bisa mencapai US$15 miliar! Tak heran, Mark kemudian dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari keringatnya sendiri.

Niat Mark Zuckerberg untuk sekadar‘menyatukan' komunitas kampusnya dalam sebuah jaringan ternyata berdampak besar. Hal ini telah mengantar pria yang baru berusia 23 tahun ini menjadi miliarder termuda dalam sejarah. Sungguh, kejelian melihat peluang dan niatan baiknya ternyata mampu digabungkan menjadi sebuah nilai tambah yang luar biasa. Ini menjadi contoh bagi kita, bahwa niat baik ditambah perjuangan dan ketekunan dalam menggarap peluang akan melahirkan kesempatan yang dapat mengubah hidup makin bermakna.


 Sumber : http://www.ukafahrurosid.com/

Cerita Seorang "Nancy Matthews Edison" (1810-1871)




KISAH SUKSES NANCY MATTHEWS EDISON


Kisah Sukses Nancy Matthews Edison Selalu ada 1001 alasan untuk menyerah, namun orang yang berhasil adalah orang yang tidak memutuskan untuk menyerah. Dia selalu bisa menemukan sebuah alasan untuk tidak menyerah...

Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolahnya, sepulang ke rumah ia membawa secarik kertas dari gurunya. Ibunya membaca kertas tersebut, "Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah."

Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, "Anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajarkan dia."

Tommy bertumbuh menjadi Thomas Alva Edison, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju.

Tak banyak orang mengenal siapa Nancy Mattews, namun bila kita mendengar nama Edison, kita langsung tahu bahwa dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya!

Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi pendidikan Edison dirumah telah menjadikan puteranya menjadi orang yang percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri Edison, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. Namun ia tidak sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti.


Sumber : http://heniputra.com



Smoga Bisa Jadi Motivasi Ea Temans....

Game / Permainan yang memberikan “Makna Kehidupan”


balon racingWaktu itu adalah hari libur, kebetulan juga bahwa waktu itu adalah jadwal saya untuk mengikuti suatu acara Training yang diselengarakan oleh pihak kampus, acara itu dihadiri sekitar 746 Mahasiswa se-Fakultas di Auditorium Universitas dan berlangsung selama 2 hari. saya dan teman-teman sesama mahasiswa baru angkatan 2011 mengikuti seluruh kegiatan yang telah dijadwalkan sedemikian rupa .
Namun Hingga hari kedua saya mengikuti acara tersebut, semuanya terkesan biasa-biasa saja tak ada yang sepecial dalam acara tersebut, akan tetapi ada 1 kegiatan yang paling menarik menurut saya, sebuah Game yang benyak mengajarkan nilai-nilai moral dalam kehidupan, jujur saya sangat terkesan dengan Game itu, namanya adalah Racing Balon (Balapan Balon).

Dalam Game Racing Balon itu, beberapa dari kami dimohon Pemateri untuk maju kedepan diatas panggung dan berberis dengan sejajar, kemudian masing-masing dari kami diberi sebuah balon yang masih kosong. Setelah kami semua dipastikan memegang 1 balon Tak lama kemudian muncul dari belakang panggung seorang Pemateri lagi yang membawa sebuah Piala yang sangat bagus, Pemateri yang membawa Piala itu kemudian berdiri persisi didepan kami dengan jarak kurang lebih 10 meter saja. Terus Pemateri yanag membawa Piala tersebut menginstruksikan kepada kami untuk bersiap-siap memulai lomba,
Pemateri itu bilang:
Pemateri : “Kepada Teman-teman yang ada didepan..! kalian semua sudah memegang balon satu-satu kan? ”
Kami : “Iya… Sudah..!” ( jawab kami serempak)
Pemateri : “Baiklah, disini saya akan menjelaskan bagaimana peraturan mainnya, saya akan berdiri tepat didepan teman-teman dengan jarak kurang lebih 10 meter, setalah saya bilang MULAI, kalian semua harus mulai meniup balon masing kemudian melepasnya ke arah saya berdiri, siapa yang balonnya sampai lebih duluan, itulah yang berhak mendapatkan Piala ini. Dengan syarat, balon itu tidak boleh kalian lemparkan, hanya boleh kalian arahkan saja agar menuju ke saya, jika nanti jalannya melenceng? Ambil dan tiup kemudian lepaskan lagi ke arah saya.. bagiamna jelas semuanya? ”
Kami : “Jelas kak… ” (jawab kami semangat, yang tak sabar lagi memeperebutkan piala megah itu)
Waktu itu saya berfikir itu adalah game yang sangat mudah, hanya perlu meniup balon kemudian melepaskannya ke garis finish,itu hanya butuh waktu kurang dari 1 menit. Namun apa yang terjadi ? kami semua butuh waktu lebih dari 5 menit hanya untuk meluncurkan balon ke garis finish yang jaraknya hanya 10 meter. Bagaimana tidak? Balon yang sudah kami tiup kemudian kami arahkan ge gerus finish ternyata lajunya kemana-mana, ada yang ke atas, ke samping kanan kiri, ke bawah, bahkan ada juga yang malah melaju ke arah belakang, sehingga kami harus lari kesana kemari untuk mengambilnya lagi, meniupnya lagi dan mengarahkannya ke garis finsh.
Finally… salah satu dari kami berhasil mengantarkan balonnya gegaris Finsh, dan dia berhak mendapatkan pialanya atas keberhasilanya itu, dia pun mendapatkan tepuk tangan dari semua yang hadir dalam acara itu.
Beberapa saat kemudian, setelah menyuruh pemenang duduk kembali bersama teman-temanya, Pemateri datang dan naik kepanggung, beliau berkata;
Pemateri : “Teman-teman yang saya banggakan, dalam Game Racing balon tadi kita bisa mengambil hikmah yang sangat besar, apa Hikamahnya”
Kami :( Masih terdiam dan tanda tanya didalam fikirannya, hikmah apa yang ada di game tadi ya?)
Pemateri : ”belum ada yang tau? Baiklah, akan saya jelaskan pada anda, bahwa didalam game tadi adalah Analogi (mensamakan) dengan Makna Kehidupan, bagaimana bisa..!!? Ya,, jelas bisa, begini
1. Balon = diri kita sendiri
2. Meniup balon= usaha kita
3. Mengarahkan ke garis finish = Harapan kita
4. garish finish = tujuan
5. Piala = hasil yang kita capai
Benarkan teman-teman..? ”
Mahasiswa : “Benar” (sambil mengangukan seraya berkata iya, ya..)
Pemateri : “tapi beginilah kehidupan yang kita jalani, meskipun usaha kita sudah maksimal, tujun kita sudah pasti, harapan kita sudah besar,kadang-kadang kita usaha kita kurang membuahkan hasil seperti tadi meskipun kita sudah mengarahkannya kegaris finish, namun lajunya masih saja berbelok, itulah perumpamaaan usaha kita, meski kita berusaha sebaik apapun, tidak jarang usaha kita belum berhasil.
Tapi lihatlah,, bagi orang-orang yang terus mencoba, berusaha terus menerus dalam ketertudaan keberhasilannya, maka dia akan mendapatkan penghargaan yang setimpal, yaitu Piala tadi, begitu pula usaha kita dalam meraih cita-cita, meskipun banyak cobaan yang menghadang, jika tetap Sabar dan Ikhlas dalam menjalaninya maka PASTI ALLAH AKAN MEMBERIKAN SESUAI YANG KITA INGINKAN, kata mutiara bilang : Man Shobaro washola; barang siapa bersabar maka pasti akan smpai pada tujuan kita, Semoga Allah memberkahi Kita semua…!!!! tepuk tangan untuk kalian semua…..!!! ”
The End….
Teman-teman yang saya hormati, dalam mencapai sebuah tujuan, entah itu meraih cita-cita didunia, meraih Ridha Allah dalam hidup kita, Meraih prestasi dalam belajar, atau apa saja yang kita inginkan,tidak jarang usaha kita menemui bebrbagai rintangan, cobaan, hambatan, dan terkadang hasilnyapun kurang memuaskan sesuai yang kita harapkan, tetapi janganlah katakan bahwa usaha kita “SUDAH BERAKHIR”, karena yang terpenting itu bukanlah mengatakan Ini Sudah Berakhir , tetapi “BAGAIMANA CARA KITA MENGAKHIRINYA”, apakah kita akan Tetap Tegar dan berusaha bangkit/ kita akan putus asa kemudaian tidak berusaha lagi. Memangnya dengan tidak berusaha lagi, apakah itu akan mengantarkan kita pada tujuan kita? Tidak kan..!
Jangnlah Putus Asa, Karena sesunguhnya Allah senantiasa bersama orang-orang yang bersabar..!
Hidup yang Allah berikan selalu penuh dengan pilihan, sekarang tinggal kita, apakah kita akan memilih untuk meraih keberhasialan atau menyerah pada kegagalan dalam usaha-usaha kita meraih Ridha Allah SWT, selalu ada pilihan, BAHKAN KETIKA KITA TAK MEMILIH-PUN, MAKA ITU SEBENARNYA ADALAH PILIHAN KITA UNTUK “TIDAK MENGAMBIL PILIHAN” Maka pastikanlah kita selalu memilih yang terbaik, baik disisi Allah, bagi diri kita sendiri , bagi orang tua kita, bagi sahabat-sahabat kita.


 
Sumber : : http://www.resensi.net
 
 

Minggu, 01 April 2012

Dari Gelandangan Menjadi Miliarder (Kisah Chris Gardner).

Jika saya sebutkan nama Chris Gardner, mungkin Anda tidak tahu siapa dia. Namun jika Anda tahu film “The Pursuit of Happiness” maka itulah petunjuk bagi Anda. Film tersebut adalah kisah nyata dari kehidupan Chris Gardner yang diangkat menjadi film layar lebar.






Chris mengenakan dua buah jam tangan saat ini. Satu di tangan kiri menunjukkan waktu di Chicago, dan di kanan menunjukkan waktu di Afrika Selatan. Mengapa dia melakukan ini? Dia berkata, “Jika saya terlambat satu kali saja, maka saya akan rugi sebesar 50.000 dolar. Jadi saya piker akan lebih murah jika saya mengenakan dua jam tangan.” Ya.. itu sebabnya Chris tidak segan membeli jam tangan yang masing-masing seharga 10.000 dolar itu.
Sebagai orang yang dulu hidup di jalanan dan mandi di kamar mandi umum, dengan baju hanya dua pasang maka pencapaiannya sebagai seorang multi-jutawan saat ini merupakan perwujudan dari impian Amerika.
Lahir di Milwaukee, Winconsin pada 9 Februari 1954, dengan nama lengkap Christopher Gardner kehidupannya dimulai dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Dia satu-satunya anak laki-laki dalam keluarganya, yang diasuh oleh orangtua tunggal, yaitu ibunya. Ibunya yang bekerja sebagai guru dan juga mengambil berbagai pekerjaan sambilan masih saja tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Ayah, adalah pribadi yang tidak pernah ia kecap dan itu sangat mempengaruhi kehidupannya.
Dalam pertumbuhannya, Gardner berpindah dari rumah saudara ke rumah panti asuhan. Hingga Gadner memasuki sekolah militer, Gadner baru tahu bahwa tempat terburuk di dunia ini adalah rumah dimana ia tinggal bersama ibunya dan ayah tirinya. Penyiksaan yang diterimannya dari ayah tirinya ternyata lebih kejam dari pada disiplin militer Amerika Serikat.Setelah putus sekolah tinggi, Gardner berbohong tentang usia dan bergabung dengan US Navy. Ia berharap untuk menjadi seorang tenaga medis dan bisa keliling dunia, tetapi itu tidak pernah dicapainya. Ia hanya sampai di North Carolina. Namun, pengalaman itu memperkenalkan Gardner ke ahli bedah jantung, yang kemudian mempekerjakan Gardner sebagai asisten penelitian klinis di University of California Medical Centre di San Francisco. Gardner menikmati pekerjaan, tetapi ia hanya memiliki penghasilan  $ 7,400 per tahun dan ia ingin lebih.
Gardner bermain-main dengan gagasan untuk menjadi seorang dokter, tapi ia memutuskan bahwa tahun-tahun melunasi pinjaman untuk  sekolah medis bukanlah untuk dia. Sebaliknya, ia menjadi penjual alat medis, dengan penghasilan $ 16.000 per tahun. Dia memuat peralatan ke mobilnya pada suatu hari dan sesuatu terjadi yang akhirnya mengubah kehidupan Gardner untuk  selamanya. Ia melihat Ferrari merah terang dan langsung jatuh cinta pada semua yang diwakilinya. “Saya bertanya kepada pria pemilik Ferrari itu dua pertanyaan,” kenang Gardner. “Salah satunya, ‘Apa yang Anda lakukan?’ Yang kedua adalah,’ Bagaimana Anda melakukan itu? ‘”
Seperti sudah ditakdirkan, pengemudi Ferrari adalah seorang pialang saham. Ketika Gardner mendengar bahwa orang itu berpenghasilan lebih dari $ 80.000 sebulan, ia memutuskan bahwa menjadi pialang saham adalah masa depannya. Dia tidak punya pendidikan, tidak ada pengalaman, dan tidak ada koneksi, tapi itu tidak menghentikan Gardner dari mencapai mimpi barunya.
Pada tahun 1987, Chris Gardner mendirikan perusahaan pialang, Gardner Rich & Co, di Chicago, Illinois, sebuah perusahaan pialang yang mengkhususkan diri dalam pelaksanaan utang, ekuitas dan transaksi produk-produk derivatif untuk beberapa lembaga terbesar negara, pensiun publik dan serikat pekerja .” Perusahaan baru itu dimulai nya di apartemen kecil Presidential Towers, dengan modal awal sebesar $ 10.000 dan perabot: meja kayu yang berfungsi sebagai meja makan keluarga. Gardner dilaporkan memiliki 75 persen dari perusahaan pialang saham dengan sisanya dimiliki oleh perusahaan hedge fund. Dia memilih nama “Gardner Rich” untuk perusahaannya karena ia menganggap Marc Rich, pedagang komoditi yang diampuni oleh mantan presiden Bill Clinton pada tahun 2001, “sebagai salah satu perusahaan berjangka yang paling sukses di dunia.”
Setelah Gardner menjual sahamnya di Gardner, dalam kesepakatan jutaan dolar pada 2006, ia menjadi CEO dan pendiri dari Christopher Gardner International Holdings, dengan kantor di New York, Chicago, dan San Francisco. Selama kunjungannya  ke Afrika Selatan untuk mengamati pemilu saat Peringatan 10 tahun berakhirnya apartheid, Gardner bertemu dengan Nelson Mandela untuk membicarakan kemungkinan investasi di Afrika Selatan dan pasar-pasar baru seperti ditunjukkan dalam otobiografinya pada 2006. Gardner dilaporkan mengembangkan usaha investasi dengan Afrika Selatan yang akan menciptakan ratusan pekerjaan bagi jutaan  orang. Gardner menolak mengungkapkan rincian proyeknya sambil mengutip undang-undang sekuritas.

Miskin Dan Becak Tua

Tak ada istilah pensiun bagi mereka yang berprofesi sebagai penarik becak, usia renta pun dengan terpaksa memeras keringat hingga ajal tiba.


Sebelum adanya becak bermotor, becak dayung menjadi salah satu transportasi jarak dekat yang cukup memuaskan. Kita tidak dihidangkan dengan suara bising motor yang terkadang berbunyi keras, tapi dengan celoteh sang penarik becak tua menghibur ngalor ngidul. Dalam obrolan sang penarik becak dayung, tak jarang saya menemukan cerita unik dan menghibur. “Soal uang itu biasa, manusia tidak akan pernah puas.”


Penarik becak, pak tua
Penarik becak, renta di jalanan

Becak ini telah menjadi teman setia dari usia muda, begitu pula anak jalanan yang telah hafal dengan raut muka yang semakin tua. Jangan bilang bahwa Pak Tua tidak memiliki tanggungan, bahkan anaknya sempat menjalani skripsi di salah satu Universitas. Jenjang ekonomi bukan pembatas yang pasti tak akan membuat keringatnya mengering seketika. Dengan becak tua kesayangan yang sudah menemani lebih dari 20 tahun, miskin dan masalah keuangan bukan hal yang harus dibesar besarkan.
Profesi itu dijalani dengan hati ikhlas, bukan dengan pesimis yang terkadang iri dengan profesi orang lain. Pak Tua mungkin salah satu penarik becak dayung yang miskin dan kian tersingkir dengan adanya becak bermotor, itu bukan menjadi kendala baginya. Diantara pelanggan becak, masih ada yang merindukan celoteh Pak Tua di atas becak tua nya.
Kita bukan bicara miskin ataupun kurang manusiawi saat menaiki becak yang ditarik oleh seorang tua renta. Kita bicara tentang profesi dan sosialisasi terhadap orang lain, dalam hal ini pelanggan.

Masalah miskin tak akan ada habisnya, masalah profesi banyak yang salah jalan. Sadari dan kenali diri bahwa kemampuan saya hanya menarik becak.

Inilah hidup yang memberikan kesempatan baginya untuk mencoba jalan hidup lain. Semasa muda berbagai usaha telah dijalankan, tapi itu bukan berdasarkan kemampuan hingga akhirnya berakhir diatas sebuah becak.

Miskin, Tapi Bukan Miskin

Bahkan banyak orang berkecukupan tapi dirinya terlihat miskin, berbagai cara dilakukan walaupun harus menempuh jalan haram. Miskin hanya sebutan bagi mereka yang tidak berkecukupan, tapi bukan miskin jiwa dan semangat. Penarik becak miskin seolah tak pernah mengeluh walau kondisi alam kurang mendukung. Dia kaya dengan semangat dan tetap terus bekerja di bawah terik matahari dan derasnya hujan. Miskin itu datang ketika hati merasa tak pernah puas. Pak Tua bangga dengan celoteh harian walaupun keringat bercucuran, menikmati profesi ternyata tak berat bahkan mampu mencukupi kebutuhan keluarga.
Dan saya, tak akan pernah sanggup menyebut Pak Tua sebagai seorang yang miskin.


Notes : Kekurangan bukan berarti penyesalan...